Garuda Indonesia

autobiografi arly fadhillah


1. Masa Balita

Saya dilahirkan di Bandarlampung pada tanggal 10 februari 1996 pada hari sabtu. Saya dilahirkan di RS. Bumi Waras Bandarlampung. Saya adalah anak pertama dari pasangan dr. Arief Yulizar, MARS dan dr. Husna Arryanita Nasution, MKM. Setelah dari perkawinan dari orang tua saya, mereka harus menunggu selama kurang lebih 5 tahun baru melahirkan anak pertama nya yang diberi nama Arly Fadhillah Arief.
Dimana nama tersebut memiliki arti yang sangat baik yaitu, Arly berasal dari gabungan nama orang tua saya Arryanita dan Yulizar, Fadhillah berasal dari bahasa arab yang artinya pemimpin dan Arief berasal dari bahasa arab juga yang artinya bijaksana. Dari nama tersebut kita ketahui bahwa orang tua saya menginginkan anaknya menjadi seorang pemimpin yang bijaksana dan adil.
Sebelum tinggal di Bandarlampung, orang tua saya tinggal di Jakarta. Ayah dan ibunda saya sama” di lahirkan di Jakarta dan di besarkan di sana. Orang tua saya baru tinggal di Bandarlampung sejak perkawinan mereka berdua. Dan tetap tinggal di Bandarlampung sampai tahun 2011.
Masa kelahiran saya sangat menyenangkan karena saya diberikan kasih sayang oleh kedua orang tua maupun keluarga nya. Saya saat masih kecil memiliki pipi yang tembem (tapi sekarang tidak) dan menurut ibunda saya, saya tidak dapat tidur jika tidak di gendong-gendong terlebih dahulu.
                                                                                 
Dari bayi hingga masa TK saya tumbuh dengan kasih sayang yang cukup dan menjadi anak yang pintar dari anak yang seumurannya serta memiliki daya ingat yang cukup kuat.
Saat berumur 2 tahun kurang, seseorang yang sangat ditunggu-tunggu dan seorang teman yang dinantikan oleh seorang sayapun datang. Saya mendapatkan seorang adik laki-laki yang bernama M.Farhan










2. Masa TK


Sewaktu saya berumur 4 tahun ayah dan ibunda saya mendaftarkan saya di TK. Tunas Mekar Indonesia (TMI) Bandarlampung. Di TK saya di ajarkan banyak hal oleh guru-guru yang setia membimbing saya. Saya diajarkan membaca, menulis, menggambar, mewarnai dan berhitung serta tidak lupa diselingi dengan waktu bermain. Saya di ajar mengeja setiap hari nya sehingga dapat membaca dengan lancar dan saya juga di ajarkan menulis di kertas tegak bersambung sehingga dapat menulis namun sampai sekaran tulisan saya tidak rapih.
Saya diantar jemput oleh ayah nya dan sesekali oleh ibundanya, lokasi sekolah yang cukup jauh membuat saya dijemput dengan menggunakan mobil atau motor. Setiap hari saya di bawakan bekal oleh ibunda dan dimakan beramai-ramai saat jam istirahat.
Masa TK yang tidak dapat dilupakan oleh saya adalah saat waktu bermain, saya naik ke atas perosotan yang tinggi lalu saya merosot dari atas situ namun anehnya saya turun dengan kepala duluan, sehingga menyebabkan saya cidera parah di bagian bibir pada saat itu.
Dibalik keanehan tersebut, saya merupakan anak yang rajin dan pemberani. Banyak perlombaan yang di ikuti oleh saya saat masih di masa TK antara lain adalah modeling. Sudah banyak piala yang diraih oleh saya baik di tingkat kota maupun provinsi. Saya pernah mengikuti lomba modeling yang di laksanakan di gedung Hotel Marcopolo dan sukses menjadi juara 1 modeling se-provinsi Lampung. Lalu saya di kirim ke Jakarta untuk mengikuti lomba di tingkat yang lebih tinggi. Di jakarta, saya lomba di salah satu menara terkenal yang ada di Jakarta dan di perlombaan ini saya pun saya berhasil meraih juara 1, saya di hadiahi piala yang tinggi nya melebihi tubuh saya dan di beri julukan KING pada saat itu. Betapa bahagianya hati san saya mengingat perlombaan itu di saksikan oleh keluarga besar saya dan dapat mengalah pesaing yang cukup handal pada masa itu.
Di rumah, saya diajarkan banyak hal oleh ayah dan ibunda mengenai sopan santun dan banyak hal lain seperti agama. Saya di suruh baca Al-Qur’an oleh orang tuanya sampai memanggil guru ngaji di sekolah untuk mengajar tambah di rumah.
Di tahun 2001 saya mendapatkan adik lagi, saya berharap mendapatkan adik perempuan tapi adik saya yang satu lagi berdoa untuk mendapatkan adik laki-laki. Tapi sayang, saya kalah doa dengan adik nya dan lahir lah anak ketiga seorang laki-laki dan diberi nama M.Fariz Akbar.








3. Masa SD

Sampai juga akhirnya saya memasuki masa SD nya. Saya mendafarkan diri di salah satu sekolah swasta yang berstandar Sekolah Standar Nasional (SSN) yang terkenal di Bandarlampung. Yaitu SD Kartika Jaya II-5 bandarlampung yang terletak di Jalan Kapten Pierre Tendean No. 4, Palapa Tanjungkarang Pusat.
Saya dimasukkan di kelas 1F bersama teman lama maupun teman barunya. Salah satu teman terdekat saya adalah Dipo wibowo yang biasa di panggil Dipo saja dan temannya  yang lain yaitu Yustika tri dewi, herryanti nur triandini dan Widati prayoga yang masih berteman dekat dengan saya sampai saat ini. Di kelas ini saya mendapat piagam penghargaan, karena dapat masuk 3 besar selama dua semester berturut-turut
Lalu saya naik ke kelas 2F masih dengan teman yang sama dan tidak berubah. Di kelas ini wali kelas saya adalah Bu Sri. Bu sri adalah  guru yang baik.
Di kelas 4, saya masuk ke kelas yang tidak unggulan yaitu kelas 4F. Namun dinalik itu pasti ada keuntungan yaitu saya mendapat teman yang asik-asik dan enak di ajak ngobrol dan jika ada class meeting saya selalu diajak untuk bergabung. Sayapun diberi piagam penghargaan karena dapat masuk 3 besar selama dua semester berturut-turut.
Saat saya memasuki kelas 5, saya dapat menaikan prestasinya yaitu memasuki kelas unggulan yang kedua yaitu 5G. Awal saya masuk ke kelas ini, saya tidak kenal sama sekali sama orang disini. Di kelas ini saya duduk di tengah sedangkan ada teman saya yang bernama Rahmat Ramadhan, dia duduk bersama Arfian Rizky dan duduk di belakang. Karena kesulitan dalam penglihatannya Rahmat menggantikan posisi duduk saya di depan dan saya dengan terpaksa harus duduk bersama orang yang belum saya kenal yaitu Arfian. Namun seiring waktu berjalan pertemanan saya dengan Arfian kian dekat dan mereka menemui banyak persamaan yang menjadikan mereka bersahabat.
Di kelas 6, saya dapat mempertahankan prestasi nya dan masuk ke kelas 6G bersama sahabatnya yaitu Arfian. Kelas 6 si mana tahun terakhir saya menggunakan seragam putih merah berjalan dengan sangat mengesankan. Di tahun ini saya membuat kelompok dengan nama BABE yang beranggotakan 5 orang (kalo tidak salah) yang dimana personil nya adalah saya, arfian, dan juga Dharma.
Namun teman saya yang bernama azhary ingin memasukan saya kedalam perkumpulan lain yang bernama Kacang Buncis dan dengan masuk ke kelompok ini, teman saya pun bertambah banyak salah satunya Renaldy.
Di tahun ini untuk pertama kalinya saya lulus dari SD dan siap untuk memasuki SMP pilihan, dimana SMP pilihan saya saati itu adalah SMP 4, SMP 1, dan SMP 25.




(paling sebelah kiri)










4. Masa SMP
Alhamdulillah akhirnya saya dapat masuk kedalam SMP pilihan saya yaitu SMP Negeri 4 Bandarlampung. Saya mengikuti test saat itu bersama dengan teman baru saya yaitu Tassya Fatimah dan Safira Hanifah. Dan saya diterima di SMP 4 dengan urutan test nya yaitu peringkat 14 dari sekian banyak murid yang mendaftar di SMP tersebut.
Setelah diterima saya mengikuti test lagi untuk pemilihan masuk ke kelas billingual dan saya pun diterima bersama dengan Tassya Fatimah dan juga Safira Hanifah. Kami berteman dari kelas 7 hingga kelas 9, karena di kelas billingual muridnya tidak di rubah-rubah dan terus begitu dari awal masuk hingga lulus dari SMP.
Di kelas billingual hanya ada 32 murid dan hanya ada 6 murid laki-laki yang bisa dibilang kelas dengan laki-laki paling sedikit dalam sejarah SMP 4. Laki-laki tersebut adalah saya, Alfin Hanif, Algiva Dika, Geraldo gunawan, Naindi Ananza, Sandy Nugrawa dan bisa disingkat menjadi GANAAS.
Setiap ada pertandingan bola antar kelas atau yang biasa disebut dengan class meeting, mereka semua selalu meminjam pemain dari kelas lain yang sebenar nya di ilegalkan oleh pihak sekolah, namun kalau udah kepepet apapun dilakuin. Dan begitulah hasil nya kelas billingual putra tidak pernah menang sama sekali, seri tidak pernah dan bahkan mencetak gol pun tidak pernah dan selalu kalah dari kelas 7 samapa kelas 9. Nasib yang kurang beruntung bagi mereka semua.
Masa-masa yang sama sekali tidak dapat dilupakan begitu saja oleh saya, masa indah maupun susah suadah dilewati bersama-sama dan sebagian dari mereka terus bersama-sama sampai masa SMA termasuk saya dengan Tassya dan Safira. Tidak lupa teman saya yang             lain yaitu, Alvin, Sandy, Algiva, Naindi, Ananda p, Ananda F, Adreng, Erri, Sarah, Ulima, Intan dan lain-lain.

5. Masa SMA

Tiba akhirnya pada masa SMA saya, saya diterima di SMA terbaik se-provinsi Lampung yaitu SMA Negeri 2 Bandarlampung yang terletak di jalan Amir Hamzah, Gotong Royong. Suatu kebanggaan bisa diterima di SMA ini, dan saya mendapat kelas X-2 yang biasa di sebut GErombolaN sepuluh Dua imUT SMANDA (GENDUT SMANDA).

0 komentar:

Posting Komentar